Farm

Farm
Diatas Gunung Masih Ada Gunung, Ketika kamu berada di puncak jangan lupa menengok kebawah.....

Senin, 29 April 2013

Jilbab Syar"i vs Jilbab Gaul

Jilbab Syar’i Vs Pakaian Gaul

Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk di antaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian tubuh khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah, seperti payudara, paha, dan sebagainya. Pakaian gaul muslimah sekarang kebanyakan membungkus bukan menutup. “Membungkus” maksudnya adalah berpakaian tapi lekuk-lekuk tubuh masih sangat terlihat, transparan, akibat pakaian kekecilan dan ketat. Sedangkan “menutup” adalah berpakaian dengan baik dan rapi tanpa menampakkan model-model lekuk-lekuk tubuh alias tidak ketat dan tidak transparan. Inilah yang diharapkan dari penggunaan jilbab syar’i.
Dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: (1) Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); (2) Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan bisa masuk surga, dan tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim, Babul Libas)
Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka itu melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis/ketat sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini. Oleh karena itu saudariku, marilah kita membiasakan menggunakan jilbab syar’i sebagai salah satu bentuk kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.
Diantara tujuan berjilbab adalah menghindari fitnah, namun jilbab gaul justrumalah menarik perhatian lawan jenis. Jilbab gaul yang berwarna-warnia dihiasi berbagai macam motif, berenda-renda,berbagai macam pernik justru menarik perhatian. Tujuan disyariatkannya memakai jilbab adalah untuk menutupi perhiasan wanita, makatidak masuk akal jika wanita muslim memakai jilbab yang penuh motif dan hiasan disana-sini. Subhanallah...

       

Jilbab Syar’i dan Ketaatan kepada Allah SWT

Saudarikau, sudah kita pahami bahwa menutup aurat adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Saudariku, Allah SWT telah memberikan karunia yang besar kepada kita semua berupa bentuk yang sempurna. Kita diciptakan oleh Allah SWT dalam sebaik-baik bentuk (fii ahsani taqwiim). Seorang muslimah akan selalu ingin menjadi tampil menarik di hadapan manusia akan tetapi penampilan yang paling menarik dari semua penampilan adalah penampilan yang sesuai syariat Allah sang Pengasih dan Penyayang hamba-Nya dengan memerintahkan memakai jilbab sebagai penyempurna kewajiban sebagai seorang muslimah yang sudah baligh. Hal ini adalah bentuk kasih sayang kepada hamba-Nya khususnya wanita, yakinlah bahwa Allah mengatur semua ini hanya untuk kebaikan saudariku-saudariku. Allah SWT telah memuliakan para wanita dengan syariat berhijab. Ketahuilah saudariku, bahwa syariat berhijab adalah salah satu bentuk penghargaan Islam kepada kaum wanita. Aurat wanita begitu berharga, maka tidak pantas untuk diumbar dan dinikmati oleh yang tidak berhak. Sudah selayaknya ia terjaga dan terpelihara karena tidak ternilai oleh apa pun juga.
Subhanallah jilbab syar’i itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan). Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu). Jilbab itu ghirah (perasaan cemburu). Tak kan ada rasa sesal maupun kecewa sedikit pun memakai jilbab ini. Menggunakan jilbab syar’i adalah suatu kewajiban, dan salah satu tanda keimanan kepada Allah SWT. Saudariku, demi kemuliaan kita dan kecintaan kita kepada Allah SWT, marilah kita laksanakan syariat untuk berhijab ini dengan penuh ikhlas. Insya Allah kan banyak kita temui hikmah dan kebaikan di balik syariat-Nya ini.
Allah berfirman:
‘’….. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisa ayat 13)
Wahai para muslimah jika kita mentaati perintah Allah dan rasul maka kelak akan mendapatkan syurga Allah SWT. Ayat di atas dikutip dari surah an-Nisa yang berarti wanita , perhatikanlah dalam al-Quran tertera surah wanita sedang surah lelaki tidak ada, ini bertanda bahwa wanita bisa mempunyai peran penting dalam menempuh kehidupan dan kemajuan Islam tetapi wanita bisa juga menjadi sumber fitnah terbesar jika tidak mentaati kaidah-kaidah Allah dan Rasul-Nya.

Kriteria Jilbab Syar’i

Hijab dan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari’ah).  Keempat Mazhab yang terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan semua ahli Fiqih dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat wanita adalah semua badannya kecuali muka dan telapak tangan. Oleh karena itu, jilbab syar’i harus bisa menutup seluruh aurat wanita secara sempurna. Pada dasarnya busana muslimah terdiri dari dua bagian, yaitu khimar  dan jilbab. Khimar adalah kerudung yang ditutupkan sampai dada, dan jilbab adalah baju yang ditutupkan ke seluruh tubuh.
wanita berpakaian sesuai perintah allah tutorial jilbab 
modern dan syari tutorial berpakaian syarat syarat hijab syari dan 
gambar syarat syarat kerudung yang menutup aurat syarat syarat jilbab 
syari syarat pakaian syari syarat pakaian muslimah syarat krudung yang 
muslim dan menutup aurat syarat kerudung syari syarat jilbab syari 
syarat jilbab dalam islam syarat hijab syari syarat busana muslim dan 
muslimah solusi dari jilbab modern versus jilbab syari sidenav pakian 
yang menutup aurat bagi wanita pakaian yang syari bagi wanita pakaian 
yang menutupi aurat tubuh pakaian syari muslimah menutup aurat model 
jilbab syari model hijab secara syari model berpakaian hijab menutup 
aurat secara syari menutup aurat menurut syari longdress syari 
kriteriajilbab yang syari kriteria jilbab yang syari kriteria jilbab 
syari kriteria jilbab sayri kriteria jibab syari kriteria gamis sesuai 
syari ketentuan jilbab yang syari ketentuan jilbab syari kerudung modern
 yang memenuhi syari jilbab yang syari jilbab syari elegan Jilbab Syari 
jilbab harus terusan jilbab gaul, antara sayriah dan kehidupan modern 
jilbab gaul yang syari jilbab gaul vs jilban syari jilbab gaul vs jilbab
 syari jilbab gaul vs jilbab sariah jilbab gaul tidak syari jilbab dan 
pakaian syari jilbab dan gamis syari jilbab anak syari jilbab hijab 
syari hijab syari dalam islam hijab menurut syari islam headnav gamis 
berhijab syari gambar pakaian menutup aurat gambar jilbab moderen dan 
syari gambar hijab menurut syari gambar berpakaian menurut islam cara 
menjadi wanita yang menutup aurat cara menggunakan jilbab segi empat 
dengan mudah dan pantas aurat cara memakai jilbab yang syari cara 
memakai jilbab syari cara memakai hijab menurut syari cara berpakaian 
yang di syariatkan dalam islam cara berjilbab modis tetapi sesuai dengan
 syariat islam butikaini.com butikaini busana syari busana modern wanita
 yang syari berpakain yang menutup aurat berpakaian muslim yang syari 
berhijab syari berhijab menurut syari beda jilbab syari dan jilbab gaul 
baju muslimah yang syari baju muslim syari baju jilbab yang sesuai syari
 aurat ajaran syari tentang jilbab  Bagaiamanakah Jilbab Syari Itu?
Lalu bagaimanakah kriteria busana muslimah yang syar’i itu? Pada dasarnya seluruh bahan, model dan bentuk pakaian boleh dipakai, asalkan memenuhi syarat-syarat berikut:
  1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
  2. Tidak tipis dan tidak transparan
  3. Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat)
  4. Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.
  5. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
  6. Tidak berwarna dan bermotif terlalu mencolok yang akan mengundang perhatian laki-laki.

Jilbab Syar’i Tidak Harus Longdress

Catatan penting lainnya dari poin ini adalah terdapat anggapan bahwa pakaian wanita yang sesuai syari’at (jilbab syar’i) adalah yang berupa jubah terusan (longdress), sehingga ada sebagian muslimah yang memaksakan diri untuk menyambung-nyambung baju dan rok agar dikatakan memakai pakaian longdress. Lajnah Daimah pernah ditanya tentang hal ini, yaitu apakah jilbab harus “terusan” atau “potongan” (ada pakaian atasan dan rok bawahan). Maka jawaban Lajnah Daimah, “Hijab (baca: jilbab) baik terusan ataukah potongan, keduanya tidak mengapa (baca: boleh) asalkan bisa menutupi sebagaimana yang diperintahkan dan disyari’atkan.” Fatwa ini ditandatangani oleh Abdul Aziz bin Baz sebagai ketua dan Abdullah bin Ghadayan sebagai anggota (Fatawa Lajnah Daimah 17/293, no fatwa: 7791, Maktabah Syamilah). Dengan demikian, jelaslah tentang tidak benarnya anggapan sebagian muslimah yang mempersyaratkan jubah terusan (longdress) bagi pakaian muslimah.

Fenomena Jilbab Gaul

Dosa Dibalik Jilbab “Gaul”

menutup_aurat_bukan_membalut_auratOleh: Ust. Abu Rufaid Agus Suseno, Lc
Alhamdulillah, kesadaran memakai jilbab telah mulai tumbuh di kebanyakan wanita muslimah di tanah air kita. Memakai jilbab sudah bukan merupakan barang aneh atau terlarang di tempat kerja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan terbukanya era globalisasi, banyak sekali dari wanita muslim yang ingin berpakaian syar’i, mereka ingin memakai jilbab, tapi mereka juga ingin tampil modis dan cantik. Mereka memakai jilbab karena mengikuti trend atau agar terlihat “Islami”, terlihat lebih anggun dan cantik, atau hanya ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih mementingkan faktor keindahannya, keanggunan dan gaya, TANPA MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU BELUM JILBAB YANG DIGUNAKANNYA.
Tak pelak, kita dapatkan seorang wanita muslim mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan rambutnya, namun berpakaian tipis dan transparan, atau ketat sehingga menampakkan lekuk tubuhnya. Contohnya, kepala dibalut kerudung/jilbab, tapi berbaju atau berkaos ketat, bercelana jeans atau legging yang mencetak lekuk tubuhnya.
Fenomena inilah yang mulai menjamur dan membingungkan kebanyakan orang awam, sebagian mereka berkomentar “MASIH MENDING PAKAI JILBAB GAUL DARIPADA GAK PAKE SAMA SEKALI!!” Yang lain berkomentar, “LHO, INI KAN MASIH DALAM TAHAP BELAJAR?!”, “YANG UDAH PAKE JILBAB DIKOMENTARIN TERUS, TAPI GIMANA SAMA WANITA YANG PAKE BIKINI? KOK GAK DIKOMENTARIN?”      Dan komentar lainnya yang terkesan benar, tapi sejatinya sangat-sangat jauh dari kebenaran. Karena seorang muslim dituntut untuk menjalankan agama secara kaffah (total dan sempurna).
BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL FENOMENA INI?
ADAKAH DOSA DIBALIK JILBAB GAUL?
Jikalau kita  cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita muslimah itu bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab, yaitu:
-        Jilbab besar,
-        Jilbab biasa,
-        Jilbab gaul atau jilbab “funky bin  jilbab nyekek leher” saja
Simak penjelasannya satu-persatu
-        Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik  pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94)
-        Adapun jilbab biasa adalah sama dengan di atas, namun dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama (menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.
-        Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming sekarang ini. Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya sebetis/ malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan hanya ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan, sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di tangannya, ada yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya ada yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking tipisnya sehingga rambut dan ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada yang menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros, yang terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat seperti “Biarawati Nasrani” …wal iya dzubillah.  
Bagi wanita muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga ini, apakah bisa dikatakan sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada yang tidak pakai sama sekali?
Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa karena melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana muslimah. Hal ini jika kita cermati, niscaya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari jenis jilbab “gaul” ini, antara lain:
A. JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA “MEMBUNGKUS” AURAT)
Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Namun, banyak dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka. Di antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki. Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna, kecuali muka dan telapak tangan saja.
Dari Abu Dawud, dari Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali mendatangi Rasulullah dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata kepadanya,”Wahai Asma’, wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak boleh terlihat darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan telapak tangannya.” (HR.Abu Dawud no.4104)
 B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI
Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian kaum lelaki. Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum lelaki? Hal ini disebabkan antara lain:
-        Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al Albani menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk  menutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita muslim memakai jilbab yang penuh motif  & hiasan”. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 120)
Oleh karenanya, Allah berfirman,”Dan janganlah menampakkan perhiasannya” (QS.An Nur: 31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang tidak boleh ditampakkan adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh hiasan yang menarik perhatian kaum lelaki.
APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN HITAM?
Tidak juga, karena kriteria pakaian bagi muslimah adalah pakaian yang berwarna lazim atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian. Sehingga, jika suatu daerah justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia memilih pakaian berwarna terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk pakaian yang lazim dipakai.
Ibrahim an Nakha’i suatu hari bersama Alqamah mendatangi para istri Nabi, mereka berdua mendapatkan istri para Nabi memakai pakaian berwarna merah. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 122)
-        Jilbab gaul tipis dan transparan
Menutup aurat tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis dan transparan, justru dengan pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi hiasan bagi kaum wanita. Karenanya Nabi ﷺ bersabda, ”Dua golongan dari ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat: seseorang membawa cambuk seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagai punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya,sekalipun ia bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim)
Ibnu Abdil Barr mengatakan,”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’ (berpakaian tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)
-        Jilbab Gaul ketat, memakai jilbab itu bertujuan menghindari fitnah, dan hal ini tak mungkin terwujud dengan memakai pakaian ketat. Meskipun terkadang pakaian ini menutupi warna kulit, namun pakaian seperti ini menampakkan sebagian bahkan seluruh lekuk tubuh.
-        Jilbab Gaul berparfum, padahal Nabi ﷺ menegaskan,”Tidaklah seorang wanita memakai minyak wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya mereka mencium parfumnya, maka sesungguhnya wanita itu adalah pezina.” (HR.Ahmad)
-        Jilbab Gaul menyerupai wanita-wanita kafir, karena biasanya jilbab gaul mengikuti mode yang sedang berkembang di dunia barat kemudian dipoles sedikit dengan nuansa Islami, belum lagi dengan model yang sedang nge- trend yang menyerupai biarawati nasrani..wal iya dzubillah
MENGAPA FENOMENA INI SEMAKIN MARAK DAN DIGANDRUNGI OLEH SEBAGIAN REMAJA PUTERI DAN WANITA MUSLIMAH?
Boleh jadi hal ini disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai jilbab yang syar’i. Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman keIslamannya masih minim. Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan “telanjang” dengan alasan emansipasi, kesetaraan gender,dll. Propaganda lainnya yang menyebutkan bahwa jilbab hanya adat dan budaya negara Arab saja, dsb.

Minggu, 07 April 2013

TRANCAM atau Salad Jowo

TRANCAM Penilaian :

Trancam adalah sajian yang lebih mirip dengan urap karena menggunakan bumbu kelapa parut. Yang membedakan trancam dengan urap adalah sayuran yang digunakan tidak direbus atau mentah. Sayuran yang biasa digunakan untuk membuat trancam adalah kacang panjang, daun kemangi, taoge, dan potongan ketimun.
Trancam berasal dari Jawa Timur, di jawa barat ada Karedok tetapi bumbunya sambal kacang tanah, di jawa Tengah apa dong???


Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
200 gram kelapa parut kasar, dikukus 15 menit
10 lonjor kacang panjang, dipotong 1 cm
3 buah ketimun, dibuang biji, dipotong kotak
150 gram taoge pendek
30 gram petai cina (kalau ada)
16 tangkai (15 gram) daun kemangi


Bumbu Halus:
3 siung bawang putih
1 butir bawang merah
5 buah cabai merah keriting
3 buah cabai rawit merah
3 cm kencur
4 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
1 sendok teh garam
2 sendok teh gula merah


Cara membuat:
  1. Aduk rata bumbu halus dan kelapa parut. Sisihkan.
  2. Campur kacang panjang, ketimun, taoge pendek, petai cina, dan kemangi. Tambahkan campuran kelapa parut. Aduk rata. Sajikan.