Farm

Farm
Diatas Gunung Masih Ada Gunung, Ketika kamu berada di puncak jangan lupa menengok kebawah.....

Selasa, 27 Desember 2011

W A R A'

Kiat Melembutkan Hati,

Barangsiapa ingin melembutkan hati hendaknya ia bersikap Wara’, karena sikap Wara’ itu dapat menghindarkan diri dari dosa-dosa. Bersikap Wara’(BERHATI-HATI DALAM BERSIKAP, BERTUTUR KATA) merupakan sarana pelembut hati dengan ijin Allah Subhanahuwataala.
Berhati hati dan menjaga diri dari hal-hal yang syubhat (ragu-ragu terhadap Haram dan Halal) adalah sikap Wara’. Bahwasanya orang yang melakukan hal syubhat “ia tidak mengetahui itu halal atau haram” ia tidak bisa menjamin selamat dari keharaman itu atau bisa jadi ia telah melakukan hal haram tanpa disadari.

Rasulullah bersabda:
“Yang Halal itu jelas dan yang Haram (juga jelas), diantara keduanya terdapat hal-hal syubhat yang tidak banyak diketahui oleh kebanyakan orang.”
“Barangsiapa menghindarkan diri darinya (Syubhat) berarti ia telah berupaya menyelamatkan kehormatan dan agamanya, dan barangsiapa terjerumus kedalam hal-hal syubhat diibaratkan seperti seorang penggembala yang menggembalakan gembalaannya disekitar daerah terlarang………..”
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, bila ia baik maka baiklah seluruh jasad tersebut. Sebaliknya bila ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah ia adalah Hati” Riwayat Imam Bukhari Muslim.

Sikap Wara’ mencakup meninggalkan segala hal yang tidak bermanfaat dan tidak berguna baik berbentuk ucapan, penglihatah, pendengaran perjalanan dan pemikiran serta gerakan yang tampak dan tersembunyi. Dengan demikian sikap Wara’ dituntut dalam seluruh kondisi tersebut, sehingga ia tampil sebagai orang Wara’ dalam ucapannya, cara makannya dan makanannya, jualbeli serta dalam hal interaksi sosial.

Di antara contoh sikap Wara’: jika berbicara ia selalu menghitungnya karena khawatir salah dalam ucapannya. Seringkali seorang yang Wara’ lagi takwa mengikat lidahnya karena khawatir salah bicara atau bicara yang tidak berguna.
“Sikap Wara’ yang paling sulit adalah pada lisan” Imam Al-Fudhail dan Ibnul Mubarak.

Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya, diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya” Imam At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Bagaimanakah dengan hal ikhwal kehidupan sekarang, orang yang mengunjung orang lain, mengumbar aib orang lain, saling bersendau gurau, bercampur baur dengan bukan muhrim, berdagang dengan tidak jujur dan masih banyak lagi………

Bisakah saya menjadi seorang Wara yang Wara’….??????
Subhanallah Allahualambisawab…….
9-9-2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar